Dari Ladang sampai Kabinet : Menggugat Nasib Petani

Dari Ladang sampai Kabinet : Menggugat Nasib Petani

Dari Ladang sampai Kabinet : Menggugat Nasib Petani 150 150 Bidang Perpustakaan

Para PETANI (gurem) kita rasanya termasuk kelompok yang berkubang dalam “kemiskinan alamiah” sekaligus “kemiskinan struktural”. Mereka terpojok akibat distribusi dan pengelolaan sumber daya alam yang tidak bisa mendukung kehidupannya. Karenanya, sekaligus juga tersisih dari proses pembangunan sehingga hanya sedikit menerima pembagian kue pembangunan tersebut. Bahkan ada yang nyaris tak menerima bagian sama sekali.

Memang tidak salah dan tidak ada yang bisa disalahkan. Selera, bisnis dan patriotisme sering bersimpang jalan. Kegemaran mengkonsumsi buah imporpun tidak serta-merta muncul pada diri seorang. Bisa jadi itu merupakan “pelarian” setelah sekian kali dikecewakan. Ada yang bilang, membeli mangga arumanis Probolinggo pada 10 tempat rasanya pun 10 macam. Membeli langsat di Singosari ternyata rasanya bermacam-macam, tidak semua sesuai dengan rasa yang dicicipi saat akan membeli. Ada yang manis, ada yang setengah manis, bahkan ada yang masam. Semua tercampur dalam satu tas kresek berisi lima kilogram. Artinya pedagang yang bersangkutan sudah kurang jujur kepada pembeli.

Buku ini dapat Anda baca di Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen.